22/08/14

Kuliah kerja Nyata

terimakasih teman-teman buat 12 hari yang penuh suka duka. Kita adalah keluarga sampai kapan pun.
Terimakasih buat semua kerja kerasnya. Terimakasih juga buat semua pelajaran hidup yang telah kalian berikan padaku. Saat-saat tertawa bersama kalian adalah saat yang akan selalu aku ingat. Pengabdian kita pada masyarakat belum berakhir teman. 12 hari yang kita lakukan hanyalah sebuah permulaan. Awal perjalanan yang lebih panjang dan tak mudah.
#cake


10/05/14

sebuah awal perjalanan

10 mei 2014 @kantin kampus
"mau gak jalanin komitmen denganku?"
pertanyaan sederhana yang tiba-tiba dia ucapkan sedikit membuatku kaget. Aku yang sudah cukup lama mengenalnya dan sedikit banyak tahu tentang dia, rasanya masih tidak bisa percaya saat dia berkata seperti itu. Walau sebenarnya dari sikapnya sudah bisa aku duga, hal itu akan datang. sampai ketika dia menagih jawabanku. Aku bingung harus menjawab apa. di sisi lain aku juga sayang dengan dia, tapi disisi lain aku ragu dengan dengan dia. sikapnya yang berbeda 180 derajat saat kita hanya berdua dan sikapnya saat kita bersama teman-teman yang lain. Ditambah lagi, sikapnya dia yang terlalu misterius dan susah di tebak.

Agak lama aku mengulur waktu, hingga akhirnya aku memutuskan untuk menerimanya. jawaban IYA aku berikan. Aku berharap dengan berjalannya waktu semua keraguanku terhadapnya terhapus. SEMOGA!!!
Jauh di lubuk hatiku, aku berharap keputusanku bukanlah sebuah KESALAHAN. Dan hari ini semua di mulai. Sebuah perjalanan yang entah akan berakhir bahagia atau hanya akan menjadi bagian dari kenangan.

PuCHa_

13/02/14

Langit

Kamulah langit...
Yang hanya mampu aku lihat dari bumi tanpa mampu aku miliki...
Langit yang terlihat dekat namun jauh dari jangkauan..
Semakin aku mengejar langit, semakin langit menjauh
Langit dengan segala warna birunya...
kemanapun aku pergi langit akan tetap ada..
Mencintai biru membuatku lebih dekat dengan langit..
_puCHA_

29/10/13

Kembalinya Sahabat



          Dia segera memasuki sedan silvernya. Hawa dingin kota Bogor tak menyurutkan niatnya untuk segera berangkat ke sekolah barunya. Bila pagi- pagi sebelumnya di sekolah lamanya dia selalu berangkat sekolah hanya dengan naik sepeda motor, berbeda dengan pagi ini. Semenjak kecelakaan 2 bulan lalu, semua berubah buatnya. Pagi ini dia tak lagi menuju SMA Baruna Surabaya. surabaya hanya akan menjadi kota kenangan yang begitu pahit untuk di kenang.
          SMA Citra Hati merupakan salah satu SMA favorit di Bogor yang menjadi rebutan anak SMP yang baru lulus. SMA Citra Hati atau yang biasa di sebut SMA CiHa selain sekolah favorit juga terkenal dengan kedisiplinannya yang tinggi serta prestasinya di bidang akademik maupun non-akademik. Setiap kali mengikuti lomba SMA CiHa selalu mendapat juara, sehingga SMA CiHa sangat terkenal dikalangan anak SMA dengan prestasi-prestasinya. SMA CiHa merupakan saingan terberat dalam setiap perlombaan terutama pertandingan basket dan cheerleadernya. Sesampainya dia di sekolah, dia segera menuju ruang kepala sekolah. Di saat yang bersamaan di salah satu ruang kelas XI.ai3....

          Saat pelajaran Fisika....

          “Dhea, anak-anak OSIS jadi buat acara apa buat liburan semester 3 bulan lagi?”
          “Gak tau gue!! kemarin kan gue gak ikut rapat! Bukannya loe kemarin yang ikut rapat?”
          “Hehehe...gue kemarin gak ikut rapat juga. Gue jalan sama chiko ke delta!!
          “Chiko siapa?? gebetan baru loe?” tanya Dhea bingung.
Tanpa mereka sadari guru Fisika yang terkenal paling killer se-antero SMA CiHa telah berdiri di samping bangku mereka.
          “Hei!!kalian berdua, kalian pikir ini jam istirahat!! Bentak pak Budy
          “Ma...ma...maaf pak!!” jawab Dhea dan Icha barengan
          “Sudah kalian berdua keluar dari kelas saya!!!”sambil berjalan menuju depan kelas.
          “Iya, pak.” jawab Dhea lirih.
Dhea dan Icha berjalan beriringan keluar kelas dengan perasaan dongkol. Mereka berjalan menuju perpustakaan melewati ruang kepala sekolah.
          “dhea, liat deh cowok yang di dalam ruang kepala sekolah....!” kata Icha sambil menunjuk kedalam ruang kepala sekolah melalui kaca jendela.
          “Duh, apaan sich Cha! Paling-paling anak yang kena masalah. Udah lah biarin.” jawab Dhea tanpa semangat.
          “Kayaknya bukan anak sini dech Dhe... Jangan-jangan anak baru?!”
          “Trus kalo anak baru mau di apakan?? toh dia punya hak buat masuk sekolah ini!”
          “Dhea, lihat dech tuch cowok cakep banget!!” Berlari mengejar Dhea yang sudah berbelok ke arah perpustakaan.
          “Buat loe sich semua cowok tu cakep!!” Jawab Dhea dengan pura-pura marah.
Sudah hampir dua jam Dhea dan Icha berada di perpustakaan sejak insiden di kelas tadi pagi. Tak ada yang mereka lakukan di perpustakaan. Dhea dan Icha sibuk oleh pikiran masing-masing. Diam-diam Dhea pun penasaran dengan cowok yang ada di dalam ruang kepala sekolah tadi pagi. Ada perasaan aneh yang menghinggapi hati Dhea. Perasaan yang tak pernah dia rasakan semenjak 10 tahun lalu.
          Beberapa detik setelah Dhea dan Icha berlalu dari kantor kepala sekolah, dia secara reflek menoleh kearah jalan yang barusan dilalui oleh Dhea dan Icha. Ada perasaan aneh yang mungkin hanya dia yang bisa mengartikannya.
          “Putri!” dia berkata lirih pada dirinya sendiri
          “Ada apa?” Tanya kepala sekolah bingung
          “Oh..Tidak ada apa-apa!” jawabnya.
          “Setelah bel masuk berbunyi kamu akan saya antar menuju kelas baru mu di ruang kelas XI.ia3. Saya harap kamu bisa menorehkan prestasi di sekolah ini seperti di sekolah lama mu!” pesan kepala sekolah.
          Iya pak.”
“Kenapa sampai saat ini aku belum bisa melupakannya. Kenapa perasaan ku mengatakan dia ada disini.” batinya

          Tettt.....tettt....tettt....bel istirahat berbunyi.
         
Pada jam istirahat seperti ini benar-benar di gunakan oleh para siswa untuk melepaskan kelelahan mereka setelah mengikuti pelajaran. Hampir seluruh siswa SMA CiHa memiliki tujuan yang sama yaitu kantin. Menu di kantin di SMA CiHa berbeda dengan kantin-kantin sekolah lain. Kantin di SMA CiHa menyediakan aneka makanan dan minuman yang bagi SMA lain hanya di temukan di Cafe-cafe di luar sekolah. Selain kantin, tempat lain yang menjadi sasaran para siswa adalah perpustakaan. Di perpustakaan para siswa tidak hanya bisa mencari atau membaca buku tetapi mereka juga bisa memakai fasilitas internet gratis.
          “Dhe, ke kantin yuk!?”
          “ayo! Gue dah laper bangetz!” jawab Dhea sambil beranjak menuju kantin. Dalam perjalan menuju kantin mereka bertemu dengan cowok di ruang kepala sekolah tadi pagi. Ada yang beda dari tatapan mata cowok itu pada Dhea.  Tatapan mata cowok itu seperti mengisyaratkan kekagetan yang luar biasa. Tapi Dhea tidak menceritakan semua yang dia rasakan pada sahabatnya.
          “Dhea, bukannya cowok barusan lewat tadi itu cowok yang di ruang kepala sekolah?”
          “Kayaknya sih iya!!” jawab Dhea lirih
          “Loe kenapa Dhe? Sakit?” Tanya Icha yang menyadari perubahan sikap Dhea secara tiba-tiba.
          “Nggak kok! Udah ayo buruan ke kantin, ntar keburu masuk lho.” Jawab Dhea sambil berjalan meninggalkan Icha yang masih bingung dengan perubahan sikap Dhea.
Sesampainya mereka di kantin, Dhea dan Icha pun memesan makanan dan mencari tempat duduk yang kosong. Namun pada jam istirahat seperti saat ini, susah mencari tempat duduk yang kosong karena semua tempat duduk telah terisi oleh siswa-siswi SMA CiHa yang ingin memanjakan perut mereka. Dhea dan Icha pun memutuskan untuk makan di Taman belakang sekolah. Dhea dan dan Icha makan dengan lahapnya tanpa mereka sadari dari sudut tersembunyi ada sosok yang terus memandang mereka penuh selidik.
“Dhe, udah belum makannya..? Balik ke kelas yuk...!”
“heem... ayoo...! tapi gue ke kamar mandi dulu ya.. loe langsung ke kelas aja.. ” jawab Dhea sembari berdiri dan membersihkan roknya.
“iya deh.. tapi jangan lama-lama.. ntar keburu pak Wiryo masuk kelas..” ucap Icha mengingatkan.
..............

Waktu istirahat telah berakhir 5 menit yang lalu, namun guru matematika di kelas XI.ia3 belum juga memasuki kelas, hal ini membuat kelas gaduh.
“Cha.. Dhea mana??” tanya Rio ketua kelas XI.Ia3.
Icha yang saat itu belum sadar kalau Dhea belum kembali ke kelas setelah jam istirahat tadi menjadi tersadar dengan pertanyaan dari Rio.
“Dheaa... ya Tuhan,, tu anak belum juga kembali ke kelas ya.. tadi dia pamit mau ke kamar mandi.. tapi kok lama amat ya... jangan-jangan terjadi sesuatu ma dia...” jawab icha dengan panik sambil menengok kesana-kemari mencari dhea.
“mending loe susulin dech Cha ke kamar mandi...” usul Rio menyadari bahwa Icha mulai kebingungan.
“Iya dech...!” jawab Icha. Icha pun beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju luar kelas. Namun saat sampai di depan pintu tiba-tiba bapak kepala sekolah masuk kelas dan meyuruh Icha duduk kembali. Icha pun tak berani membantah dan dia kembali menuju tempat duduknya dan mendengarkan pengumuman dari bapak kepala sekolah tanpa sedikit pun berkonsentrasi.
“Anak-anak.. hari ini bapak masuk kelas kalian untuk mengantarkan teman baru kalian.. dia ini pindahan dari SMA Baruna Surabaya.. Rangga, perkenalkan dirimu di depan teman-teman barumu..!”
“Iya pak...!! selamat siang teman-teman semua... kenalin nama gue Rangga Dewa Putra..!” Rangga memperkenalkan diri.
“Rangga, kamu silahkan duduk di sana dan selamat belajar di sekolah barumu...!” perintah pak sigit sambil menunjuk tempat kosong di sebelah Icha yang merupakan tempat duduk Dhea.
“Tapii pak.. ini...” tiba-tiba Icha memotong pembicaraan bapak kepala sekolah.
“tidak ada tapi-tapian... masa’ kamu gak suka duduk dekat cowok secakep rangga.” Potong pak sigit pada Icha yang membuat Icha langsung diam karena seisi kelas tertawa.
Setelah perkenalan Rangga selesai dan bapak kepala sekolah pun telah keluar kelas, seluruh cewek-cewek di kelas XI.ia3 menghampiri tempat duduk Rangga dan mengajaknya berkenalan. Icha yang melihat keadaan kelas yang semakin ramai memutuskan untuk keluar kelas dan mencari Dhea ke kamar mandi. Dalam perjalanan menuju kamar mandi, icha bertemu dengan Dhea yang barusan keluar dari kantor guru dan membawa buku tugas.
“Dhea... loe kok lama banget di kamar mandi...?” tanya Icha dengan nada selidik.
“hehhe... maaf! Tadi sehabis dari kamar mandi gue ketemu sama pak wiryo, beliau nyuruh gue nyatat tugas buat minggu depan sekalian ambil buku tugas yang dikumpulin beberapa hari lalu..!” jawab dhea sambil menyerahkan beberapa tumpuk buku pada Icha. Mereka pun melanjutkan perjalanan menuju ke kelas.
“jadi pak wiryo hari ini gak masuk... wahh asyikk..!” seru Icha sambil sedikit berlari mengikuti Dhea yang sudah hampir memasuki kelas.
setibanya mereka di kelas, Icha pun membagikan buku tugas yang tadi dibawanya kepada teman-temannya dan dhea menuliskan tugas yang harus di kumpulkan minggu depan di papan tulis. Setelah selesai Dhea pun menuju tempat duduknya dan betapa kagetnya ketika menyadari tempat duduknya telah diisi oleh orang lain yang tidak lain adalah Rangga siswa pindahan yang di temuinya di jalan saat menuju kantin. Dengan perasaan bingung Dhea menegur Rangga.
“Sorry.. ini tempat duduk Gue.. loe kok berani banget duduk di tempat duduk gue tanpa ijin...!” tanya Dhea dengan perasaan marah dan bingung.
“Ooohh! Sorry.. gue gak tahu klo ini tempat duduk loe.. tadi pak kepsek yang nyuruh gue duduk di sini...” jawab Rangga dengan perasaan kaget dan bersalah, dan entah mengapa tiba-tiba ada perasaan yang aneh ketika melihat Dhea sama seperti saat melihat Dhea di kantin.
“Gue pindah ke belakang aja deh.. maav ya dah duduk di tempatmu...” sambung rangga sambil mengemasi tasnya dan beranjak menuju kursi kosong yang tidak berpenghuni.
......
          Jam pulang sekolah telah berakhir sejam yang lalu. Namun masih banyak siswa SMA CiHa yang belum pulang termasuk para anggota OSIS yang masih mengikuti rapat di salah satu ruang kelas kosong. Revan yang merupakan ketua OSIS SMA CiHa sedang menjelaskan mengenai rencana kegiatan yang akan di lakukan untuk mengisi liburan semester.
          “jadi, menurut hasil keputusan rapat kemarin acara untuk mengisi liburan semester adalah campping dan bakti sosial kepada warga di sekitar tempat kita campping nanti.... untuk susunan panitia serta tugas masing-masing panitia telah tertera dalam proposal yang masih akan di ketik oleh Dian... ada yang mau teman-teman tanyakan sebelum rapaat ini gue tutup....?”
          Setelah menunggu beberapa saat dan ternyata tidak ada peserta rapat yang bertanya, maka Revan pun menutup rapat dan mengumumkan rapat lanjutan akan di lakukan satu minggu lagi. seluruh peserta rapat terlihat lega dan langsung keluar kelas untuk menghirup udara. Echa, dan Dhea pun menuju kantin untuk membeli minuman, namun tiba-tiba Revan memanggil Dhea.
          “Dhea....!!” panggil revan sambil berlari menghampiri Dhea dan Icha yang hendak ke kantin.
          “ada apa van...” jawab dhea yang terpaksa berhenti karena di panggil oleh Revan.
          “Bisa gak pulang sekolah bareng gue... ada sesuatu yang mau gue omongin ma loe..” pinta Revan pada Dhea dengan wajah memohon.
          “Bagaimana ya Van... klo gue pulang bareng loe.. trus Icha pulangnya sendirian donk...!”
          “Ntar Icha biar pulang bareng sopir loe aja Dhe...”
          “gak apa-apa kan cha...? gue ada perlu banget nie ama Dhea..” pinta revan pada Icha dengan memohon dan memasang wajah sedih.
          “iya dech.. tapi nie terpaksa ya.. klo bukan karena loe itu sahabat Dhea dari kecil.. gue sih males pulang berdua ma sopirnya dhea yang rada genit itu...!” jawab Icha sambil membayangkan wajah sopir Dhea yang menurut versi Icha sangat genit walau sebenarnya sangat baik orangnya.
          Dhea dan revan pun tertawa...
          “Gue duluan dulu ya Cha...!” pamit Revan dan Dhea bersamaan.
.......

          Revan dan Dhea pun menuju tempat parkir sepeda. Revan mengajak dhea ke sebuah taman yang terletak di belakang komplek perumahan mereka. Di tempat ini mereka biasa berkumpul dari kecil. Namun dulu tidak hanya mereka berdua tapi ada 2 orang lagi. namun dua orang itu harus pergi meninggalkan Dhea dan revan saat mereka masih berusia 7 tahun.
          “Ada apa sih van loe ngajak gue ke sini...?” tanya dhea sembari duduk di bangku taman yang terletak persis di bawah pohon paling besar di taman itu.
          “gue pengen aja ke sini setalah hampir 2 tahun kita gak pernah lagi ke sini...” jawab Revan sambil menatap awan putih yang menutupi matahari.
          “Van, pliss deh.. bukannya kita dah janji untuk melupakan semua kenangan yang pernah kita ukir di sini.. kenangan antara gue, loe, dewa, ma cupit..?” bentak Dhea sambil menahan tangis.
          “gue dah lupain semua itu dhe... hampir 2 tahun gue berusaha lupain semua itu sejak perjanjian yang kita buat waktu itu.. tapi tadi pagi saat di ruang kepala sekolah gue ketemu sama anak yang ntah mengapa mengingatkanku pada dewa..!” revan pun menutup wajahnya dan menarah emosi yang tiba-tiba memuncak. Hal itu selalu terjadi jika dia mengingat tentang 2 sahabat mereka yang pergi tanpa pamit 10 tahun lalu.
          “maksud loe Rangga, dia masuk di kelas gue.. waktu pertama gue ketemu dia di kantin, gue juga ngerarain sama seperti yang loe rasain..” dhea mencerikan awal pertemuannya dengan rangga dengan pandangan menerawang.
          Mereka berdua pun sibuk dengan pikirannya masing-masing dan tanpa mereka sadari sejak pertama mereka datang di tempat itu ada sosok yang memperhatikan mereka dari tempat yang tersembunyi dan mendengarkan percakapan mereka dengan wajah penuh kesedihan. Dan dengan perlahan-lahan sosok itu pergi meninggalkan mereka dan menuju sedan silvernya yang terparkir beberapa meter dari taman.
          Hari telah menjelang sore, revan pun memutuskan untuk lebih dulu mengantarkan Dhea pulang sebelum dia sendiri pulang ke rumahnya yang hanya berjarak beberapa rumah dari rumah Dhea. Setalah sampai di rumah dhea, Revan pun langsung pulang. Saat akan membuka pagar, tiba-tiba Hp dhea berbunyi menandakan ada pesan masuk. Sambil berjalan menuju dalam rumah Dhea membuka HP-nya.

From: +6285788887654
          Haii,, J

       Dhea yang merasa tak mengenal siapa pengirim SMS itu merasa bingung. Di dalam kamar dhea menimbang-nimbang untuk membalas SMS itu atau tidak. Hingga akhirnya Dhea meletakkan HP-nya di atas kasur dan menuju meja makan untuk menikmati makan siang buatan bi inem pembantu yang sudah bekerja di keluarga Dhea sejak pak Widodo ayah dhea menikah dengan ibu Ningsih. Setelah menikmati makan siangnya, Dhea pun menuju kamarnya. Setalah berfikir beberapa saat, dhea pun memutuskan untuk membalas SMS yang di terimanya sepulang sekolah tadi.

          To: +628578887654
          Maav, ni cp yya??

       Sambil menunggu balasan SMS dhea menyibukkan diri dengan membaca buku pelajaran untuk besok. Namun setalah di tunggu hingga lebih dari 1 jam tidak ada juga balasan SMS dari orang misterius itu. Dhea pun memutuskan untuk segera mandi. Beberapa menit kemudian Dhea telah selesai mandi dan berganti pakaian, saat hendak keluar kamar tiba-tiba HP Dhea berbunyi menandakan ada pesan masuk. Dhea pun mengurungkan niatnya untuk keluar kamar dan segera menuju tempat tidurnya dan membuka pesan masuk di HP-nya. Ternyata yang mengirim SMS adalah Icha.

          From: cacamarICHA (+62856345990345)
          dHe^^
          Gue DaPett SMS daRii RiOo...
          BeSoGg tUu ga’’ aDa pelaJaRaNd,,
          guRu*nya Pd rapatt Cmua... J
          setalah membaca pesan dari Icha, terbesit sedikit rasa kecewa karena yang membalas SMS itu bukan orang misterius itu. Walau begitu, Dhea tetap mambalas sms Icha.

          To: cacamarICHA (+62856345990345)
          Yee, gue udah tau^^
          Tadikan sii rio dah ngumummin d dpn kls wktu loe lg mandengin si murid baru.
          J

          Karena terlalu lama menunggu akhirnya dhea pun tertidur.
          ....

          Jam menunjukkan pukul 03:00 dini hari. Dhea terbangun dari tidurnya dan langsung mencek HP-nya. Ternyata di layar HP dhea tertera 4 pesan baru dan 1 panggilan tak terjawab dari Icha. Dhea pun membuka pesan di HP-nya satu persatu.

          From: cacamarICHA (+62856345990345)   
            yEe’’
          gUe g maNdaNgiNd tuu aNag bR,,
          tPii tu aNaGg bR yG maNdNgind GuEe trUss..
          J

          From: cacamarICHA (+62856345990345)
          WooEe’’
          LoeE tDuR yYa dHe,,
          L

          From: Revan_ndika** (+6289932545655)
          Dheeaaa....
          Besok gue ke sekolah nebeng loe..
          Sepeda gue mogok!!
          Oke dhea sayankk...

Setelah membaca pesan dari revan, Dhea langsung tertawa dan membalasnya.

          To: Revan_ndika** (+6289932545655)
          Hahahah...
          Loe sich spd mtor g prnh d servicee..
          :D
          Besok gue tunggu d rmh jam 6 tpat..
Tlat 1 mnit.. tinggal!!
Hahahah!!

          Setelah membalas sms dari revan, Dhea pun membuka 1 pesan yang tersisa. Ternyata pesan terakhir yang di buka Dhea adalah SMS dari orang misterius.

          From: +628578887654
          Sorry dah ganngu..
          Knlin gue Putra anak SMA Garuda..
          Gue cman pengen knalan ma loe..
          Loe Dhea Anandya Putri kan?

          Setelah membaca sms dari orang misterius itu, Dhea merasa bingung karena orang misterius itu mengenal dirinya. Ada perasaan takut untuk membalas kembali sms dari orang misterius itu, tapi juga ada perasaan penasaran. Setelah berfikir beberapa saat, akhirnya Dhea memutuskan untuk membalas sms dari orang misterius itu.

          To: +628578887654
          Loe kok thu nm gue?
          :o

          Setelah mengirim sms balasan pada cowok misterius itu, Dhea memberi nama orang misterius itu dengan nama “sii putra_misterius” pada daftar nomor telepon di HP-nya. Beberapa menit kemudian ada pesan masuk di HP dhea.

          From: sii putra_misterius (+628578887654)
          Loe ko’ blm tdur..
          G baik cew tdur mlm2
          Loe g perlu thu gue dpt no.HP loe dr cp..
          Tp loe g prlu tkut,, gue gk’ punya niat jht kok ma loe..

          Dhea pun segera membalas sms dari putra.


To: sii putra_misterius (+628578887654)
Ya dech trsrh loe..
Slm knl dr gue
Gue tdur dlu.
Nite!
         
Setelah memastikan sms terkirim dhea mematikan HP-nya dan mencharger batrey HP-nya yang sudah mendekati batrey lemah. Dhea pun segera tidur.
...

Keeseokkan harinya di sekolah.
Dhea yang hari itu datang ke sekolah hampir terlambat karena bangun kesiangan segera berlari menuju kelasnya sambil mendengarkan omelan dari revan yang juga datang terlambat karena kelamaan menunggu dhea.
          “loe nyuruh gue datang ke rumah loe jam 6.. eh malah loe sendiri yang bangunnya kesiangan... gara-gara loe gue gak sarapan tadi...!” omel revan sambil mengikuti Dhea yang berlari menuju kelasnya.
          “yaa.. sorry van,, gue semalam gak bisa tidur.. tapi loe kan tadi dah sarapan di rumah gue.. dah gtu jatah sarapan gue loe embat juga gtu...!” jawab dhea meminta maav atas kejadian pagi ini yang membuat revan dan dirinya hampir terlambat ke sekolah. Dalam hati dhea merutuki kebodohannya karena menunggu balasan sms dari pengirim misterius itu sampe-sampe tidurnya tidak bisa nyenyak semalam.
          Sesampainya di depan kelas Dhea dan revan berpisah, Dhea memasuki kelas XI.Ia3 sedang Revan menuju ruang kelas XII.Ia1. Saat akan memasuki kelas, dhea bingung karena ruang kelas kosong hanya ada beberapa anak di dalam kelas. Dhea pun segera menuju tempat duduknya dan melihat ke arah bangku Icha. Dhea semakin bingung karena di bangku Icha ada tas Icha namun ichanya tidak terlihat di dalam kelas. Dhea akan bertanya pada temannya yang masih di kelas, namun kembali Dhea menyadari bahwa di dalam kelas hanya tinggal dirinya dan Rangga siswa pindahan yang dari tadi menatapnya dari tempat duduknya.
          “Loe nyari temen-temen loe ya.. mereka semua keluar kelas.. hari ini kan gak ada pelajaran, semua guru ada rapat sama bapak kepala sekolah..” kata Rangga secara tiba-tiba menjawab kebingungan Dhea melihat keadaan kelasnya yang sepi. Karena kelelahan setelah berlari dari gerbang sekolah tadi, Dhea pun memutuskan untuk tetap di kelas dan duduk di bangkunya dan mengeluarkan Hp dari tasnya untuk mengirim pesan pada Icha. Saat membuka HP-nya, di layar tertera 1 pesan masuk. Dhea segera membuka pesan itu, ternyata itu pesan dari putra anak SMA garuda yang di terima sekitar 2 menit yang lalu.
         


From: sii putra_misterius (+628578887654)
          Met pagi Dhe..
          Selamat skul yya..
J

Dhea membalas sms putra dan melupakan niatnya untuk mengirim sms pada icha untuk membelikan dia sarapan.

To: sii putra_misterius (+628578887654)
Pgi jg put.
Met skul jga..
Loe thu hr ini gue hmpr tlt msk kls gra* loe..
:D

Setalah di tunggu hingga beberapa menit balasan dari putra tak kunjung datang. Dhea pun teringat pada niatnya untuk mengirim pesan pada Icha. Setelah mengirim pesan pada Icha, ternyata Icha tidak bisa membelikan Dhea makan karena saat ini Icha sedang berada di ruang perpustakaan mengikuti rapat dadakan dari club biologi. Karena merasa bosan Dhea pun tertidur di dalam kelas. Namun tiba-tiba rangga menghampirinya dengan menyodorkan plastik berisi bungkusan makanan.
“Nie buat loe.. sepertinya loe belum sarapan..” tegur rangga sambil menyodorkan nasi bungkus yang di belinya di kantin saat Dhea tertidur dan rangga duduk di bangku di depan dhea dengan menghadap ke Dhea. Dhea yang kaget karena tiba-tiba saat dia terbangun dari tidurnya sudah ada rangga di depannya dan langsung menyodorkan bungkusan dalam tas plastik.
“Loe tahu dari mana kalo gue belum makan?” tanya dhea curiga sambil menatap ke arah rangga. Rangga yang di tatap dengan dengan pandangan curiga hanya tersenyum balik menatap Dhea.
“sorry-sorry gue buat lo kaget dan curiga.. gue cuman nebak aja, tadi waktu liat loe masuk kelas dengan ngos-ngosan dan hampir telat, gue dah bisa nebak kalo loe pasti bangun kesiangan dan belum sarapan...” jelas rangga pada dhea. Dhea pun menerima bungkusan itu dan mengucapkan terimakasih lalu memakan dengan lahap nasi bungkus itu. Tanpa di sadari rangga terus menatap dhea yang sedang tanpa sedikit pun berkedip. Dhea yang akhirnya menyadari bahwa rangga masih berada di depannya dan terus menatapnya saat makan jadi salah tingkah dan malu.
“duhh,, loe itu kok ngliatin gue makan terus sih.. loe mau ya...?” tawar Dhea dengan wajah merah karena malu menyadari dirinya yang makan dengan rakusnya di hadapan rangga.
“nggak kok.. makasih...” tolak Rangga. Dhea pun melanjutkan mekannya dan Rangga tetap menatap Dhea. Tiba-tiba suasana kelas menjadi sunyi dan hal ini membuat Dhea segera mengakhiri makannya.
“ohh ya.. kemarin kita belum kenalan, nama gue Rangga, loe Dhea kan?? “ tanya Rangga pada Dhea secara tiba-tiba untuk memecah keheningan di antara mereka.
Dhea yang saat ini sedang minum merasa kaget dan hampir saja menumpahkan botol minumannya. Rangga merasa bersalah mengetahui bahwa pertanyaannya yang tiba-tiba itu membuat Dhea kaget dan hampir menumpahkan minumannya. Rangga pun segera meminta maav.
“Nggak apa-apa kok... hhheeh.. loe kok tahu nama gue.. kita kan kemarin belum kenalan...?” tanya dhea sambil mejanya dari sisa-sisa makanan.
“ooohhh.. gue tahu nama loe dari temen-temen...!” jawab rangga dengan polosnya.
“Ooww... begitu... ohh ya.. loe mau ikut gue gak.. dari pada di kelas membosankan gini.. mending loe ikut gue...”
“kamana?” tanya rangga bingung melihat perubahan wajah Dhea yang awalnya canggung secara tiba-tiba jadi ceria.
“udah ayoo ikut aja...!” dhea menarik tangan Rangga meninggalkan kelas. Tanpa dapat menolak ajakkan Dhea, Rangga mengikuti Dhea berjalan tanpa banyak bertanya lagi. Dhea membawa Rangga ke Taman belakang sekolah. Pada saat-saat seperti ini, taman belakang sekolah cenderung sepi karena para siswa lebih memilih menghabiskan jam kosong di lapanga dan kantin. Dhea mengajak Rangga duduk di salah satu bangku yang berada di tengah taman. Dan dalam beberapa saat mereka sibuk dalam pikiran masing-masing.
“gue gak nyangka kalo di belakang sekolah gue yang baru ada taman serindang ini...” Rangga berkomentar tentang taman sekolahnya yang baru. Namun tidak ada tanggapan dari orang yang duduk di sebelahnya. Rangga pun memalingkan wajahnya untuk melihat Dhea, tapi ternyata Dhea sedang melamun dan tidak mendengarkan Rangga berbicara. Rangga pun memperhatikan Dhea yang sedang melamun tanpa sedikitpun berkedip.
“Loe kok ngliatin gue sih...?” tanya dhea dengan wajah malu-malu setelah sadar bahwa dari tadi Rangga terus memperhatikannya.
“hehhe.. Loe kenapa?” Rangga balik bertanya pada dhea mengenai sikapnya yang tiba-tiba berubah.
“wajah loe ngingatin gue pada orang yang ingin gue lupain seumur hidup gue...!” dhea menjelaskan pada Rangga. Namun tanpa dhea sadari perkataannya telah membuat Rangga kaget dan sedih.
“mantan loe?? Atau orang yang loe suka?” Rangga memalingkan wajahnya dari Dhea untuk menyembunyikan perasaannya yang tiba-tiba bergejolak.
“gue dulu punya sahabat namanya dewa ma ciput mereka adalah kakak beradhik.. gue, revan si ketua OSIS, dan mereka berdua, kita dulu bersahabat.. tapi mereka tiba-tiba pergi tanpa sedikitpun ngasih kabar atau penjelasan. Gue ma revan berusaha untuk tetap menunggu hingga akhirnya gue ma revan mutusin untuk lupain mereka dan menganggap mereka gak pernah ada..” Dhea menjelaskan apa yang terjadi dengan persahabatan mereka sambil menatap lurus ke arah kerumunan siswa-siswa yang sedang bermain sepak bola di lapangan samping sekolah.
“seandainya Loe ketemu lagi dengan mereka, apa loe masih mau nerima mereka sebagai sahabat lagi?” Rangga bertanya pada dhea tanpa berani menatap Dhea.
“ntahlah..!”
“aduhh,,, gue kok jadi curhat ma loe sih.. lupakan dech.. anggap loe gak pernah denger curhatan gue..hhhehe!” dhea yang tiba-tiba sadar bahwa seharusnya dia tidak bercerita masalah pribadinya pada rangga, orang yang baru dia kenal. Dhea pun segera berdiri dan mengajak Rangga ke kantin untuk beli minuman. saat hendak memasuki kantin, dhea dan rangga bertemu dengan Revan dan icha yang baru selesai mengikuti bimbingan club biologi. Rangga pun berkenalan dengan revan. Setelah memesan beberapa minuman dan makanan, mereka berempat pun mencari tempat yang kosong di sudut kantin.
“revan, ntar pulang sekolah mampir ke taman belakang komplek perumahan loe ma dhea ya...!”
“nggak!!!” Revan dengan tegas menolak permintaan icha dan menatap tajam ke arah icha yang saat itu juga langsung memasang wajah sedih.
“van, mau sampe kapan loe kayak gini..? loe bilang mau belajar melupakan sahabat-sahabat loe yang dah ninggalin loe ma dhea.. tapi nyatanya loe bukan berusaha melupakan mereka.. tapi loe menghindar dari kenangan-kenangan tentang kalian.. apa yang loe lakuin hanya akan buat loe semakin merasakan kekecewaan..!”setelah berkata seperti itu pada revan, icha pun langsung berdiri dan meninggalkan kantin. Icha tahu, jika ia terus-terusan berada di kantin bersama revan, maka yang terjadi adalah perdebatan panjang. Dan tanpa meraka semua sadari, rangga yang saat itu berada di antara mereka dan mendengarkan semua pembicaraan Revan dan icha tiba-tiba ikut berdiri dan pergi meninggalkan revan dan dhea di kantin. Setelah kejadian di kantin, saat pulang sekolah dhea tidak bertemu dengan icha maupun rangga.
Di tempat yang berbeda, icha yang setelah kejadian di kantin memutuskan untuk pulang tanpa sepengetahuan teman-temannya. Setelah meminta ijin pulang pada guru piket dengan alasan sakit, icha pun di ijinkan pulang oleh guru piket. Ketika sampai di depan gerbang sekolah icha bingung mau pergi kemana. Dia tidak mungkin pulang, karena mamanya pasti curiga. Icha pun memutuskan untuk pergi ke perpustakaan daerah yang terletak di dekat perumahannya yang juga merupakan perumahan Dhea dan Revan. Icha pindah ke perumahan itu sekitar  3 tahun lalu saat ayahnya yang seorang pengusaha di jakarta akan membuka bisnis baru di bogor. Setelah hampir 5 jam berada di dalam perpustakaan, icha pun beranjak untuk pulang. Saat dalam perjalanan menuju rumahnya yang terletak 2 blok dari rumah Dhea dan revan, icha melihat ke arah taman yang menjadi akar permasalahn antara dia dan revan pagi tadi. Di taman itu icha melihat seseorang yang sedang duduk membelakangi icha, icha yang merasa kenal dengan sosok itu pun datang menghampirinya. Setalah berada tepat di belakang orang itu, bermaksud untuk menyapa orang itu, namun orang itu terlebih dahulu menyadari kedatangan icha dan membalikkan badannya.
“Eeh elo.. ! ngapain loe di sini..?” icha yang kaget mengetahui bahwa orang tersebut rangga tidak bisa menyembunyikan rasa penasarannya. Melihat wajah kagetnya icha, rangga hanya tersenyum dan menyuruh  icha duduk di sampingnya.
“tempat ini penuh kenangan..” rangga menjawab pertanyaan icha dengan jawaban yang tidak sesuai sambil menatap lurus ke depan.
“maksud loe?!” icha yang bingung dengan jawaban rangga langsung melihat ke arah rangga dan mendapati wajah rangga yang penuh kesedihan.
“gue, gue orang yang di benci ama Revan dan Dhea..!”
“maksud loe, loe sahabat revan dan dhea?? Bukannya sahabat mereka itu dewa ma ciput ya..?” icha semakin bingung dengan apa yang di dengarnya.
“nama gue Ariangga Dewa Saputra, waktu kecil gue di panggil dewa.. ciput itu adhek gue, namanya Arista Dewi Saputri.. revan ama dhea suka banget manggil adhek hue dengan nama ciput..” rangga menjelaskan siapa dirinya. Icha yang mengetahui kenyataan ini pun sangat kaget. Dia tidak menyangka bahwa orang yang menjadi sumber pertengkarannya dengan revan ternyata adalah anak baru di sekolahnya.
“loe.. loee.. kenapa loe gak jujur ma revan dan dhea..?!”  icha yang tiba-tiba merasa marah meninggikan suaranya pada rangga. Rangga meyadari bahwa icha marah dengan semua ini apa lagi dengan kejadian waktu di sekolah.
“gue belum berani jujur ma mereka karena gue belum siap cerita ke meraka tentang ciput..”
“memank kenapa dengan ciput..?” nada suara icha sudah mulai tenang kembali.
“ciputt...” rangga terdiam beberapa saat. “dia udah meninggal karena kecelakaan waktu di surabaya.. dan semua itu salah gue, ciput meninggal waktu gue nganter ciput sekolah.. karena masih merasa ngantuk, tanpa sengaja di jalan gue nabrak trotoar, dan saat itu juga ma ciput pingsan di tempat. Nyawa gue tertolong tapi nggak dengan ciput, dia meninggal saat perjalanan menuju rumah sakit akibat pendarahaan pada otaknya setelah terbentur trotoar..!” rangga menceritakan kejadian yang menimpanya beberapa bulan lalu. Jelas terlihat penyesalan yang mendalam pada mata rangga. Icha yang mendengarkan cerita rangga tak mampu berkata-kata lagi. dan tanpa mereka sadari, semua pembicaraan mereka di dengarkan oleh 2 orang yang sejak tadi berdiri di belakang mereka.
“APA!!!!??” Dhea yang mendengar cerita rangga langsung berteriak dan terjatuh di tanah tanpa sempat di tolong oleh Revan yang juga mendengarkan cerita Rangga di samping Dhea. Revan hanya bisa diam dan merasakan kesedihan yang begitu mendalam. Mengetahui ada orang di belakang mereka. Icha dan ranggapun secara bersamaan melihat kebelakang mereka dan betapa kagetnya mereka mengetahui bahwa revan dan dhea telah mengetahui semuanya. Rangga pun segera menolong Dhea yang terjatuh di tanah dan menuntunnya untuk duduk di kursi taman yang tadinya di duduki oleh Icha. Setelah keadaan tenang, rangga pun menjelaskan alasan kenapa dulu dia dan ciput pindah tanpa pamit, itu di karenakan rangga tidak ingin terjadi perpisahaan di antara mereka.  Setelah menjelaskan semuanya dan kematian ciput, mereka berempat pun saling berpelukkan dan kembali bersahabat seperti dulu walau kini tanpa ciput dan bertambah dengan kehadiran icha. Mereka pun memutuskan untuk mengunjungi makam ciput saat liburan mendatang di surabaya.


 *pucha*



_THE END_

Gara-gara Patty



Diandra adalah seorang cewek kuliahan pendiem, tapi memiliki banyak teman yang bisa di bilang dari berbagai jenis spesies. Mulai dari yang biasa-biasa saja sampai yang luar biasa. Walau pendiem, Diandra bukan termasuk cewek yang kehidupannya hanya di rumah dan kampus. Dia sering sekali ikut teman-temannya pergi hangout sepulang kuliah di warung kopi pinggir rel kereta api. Walau namanya warung kopi, tapi menu yang di sediakan bermacam-macam dari minuman berasa sampai yang tidak berasa alias air bening pun ada. Satu lagi yang membedakan Diandra berbeda dengan tipe cewek pendiem lainnya adalah kisah cintanya. Bisa di bilang Diandra adalah cewek beruntung yang jarang sekali merasakan jomblo terlalu lama di antara teman-teman dekatnya di kampus. Karena Diandra tipe cewek pendiem, maka jarang sekali dia terlihat galau di kampus. Yang menunjukkan kegalauannya hanyalah status-statusnya di facebook.
Hingga suatu hari di kantin kampus, Diandra yang walau pendiem tapi selalu berkumpul bersama dan menjadi pendengar setia tiba-tiba duduk menyendiri di pojok kantin sambil menatap HPnya yang sekarat bateray dengan wajah sedih. Perubahan sikap Diandra yang tiba-tiba itu membuat teman-temannya bingung, lalu salah seorang dari temannya menghampiri Diandra dan bertanya penyebab kegalauannya. Diandra pun bercerita mengenai penyebab kegalauannya, ternyata pacarnya yang bernama jonathan ketahuan berbohong padanya. Pada malam Minggu yang seharusnya menjadi malam Minggu milik mereka berdua, tiba-tiba Jonthan membatalkan janjinya pada Diandra untuk bermalam minggu berdua gara-gara jempol kaki Jonathan digigit kucing pak Lurah. Dan ternyata pada malam minggu itu Jonathan sedang bersama patty  di bawah pohon durian. Jonathan terpesona dengan patty ketika melihat patty pulang dari salon bersama adik perempuannya.
Satu minggu setelah kejadian itu, Diandra belum juga kembali seperti semula, dia masih saja sedih dan suka menyendiri. Tidak ada lagi Diandra yang selalu menjadi pendengar setia di antara teman-temannya. Setiap hari Diandra menceritakan tentang kegalauannya di akun facebooknya. Status facebooknya yang setiap hari wira-wiri di beranda setiap orang menjadi teman facebook diandra di baca oleh seorang cowok teman kampus Diandra yang diam-diam suka padanya. Cowok yang bernama Alvin itu sangat senang melihat membaca status Diandra yang galau, dia berpikir bahwa ada kesempatan buatnya untuk mencuri hati Diandra dari pacar Diandra. Alvin pun menyusun strategi untuk mendekati Diandra dan bertekat harus bisa memenangka hati Diandra dari cowok yang sudah membuat Diandra galau. Segala macam strategi di lakukan oleh Alvin, mulai dari strategi menyerang 4-3-2-1 sampai dengan strategi bertahan 5-4-1. Setelah selama 2 minggu berjuang mendekati Diandra, akhirnya Alvin bisa dekat dengan Diandra walau harus dapat bantuan dari mbah dukun tetangga diandra yang selalu benar memberi informasi.
Kedekatan antara Diandra dan Alvin, perlahan- lahan membuat Diandra mulai melupakan Jonathan.  Hal ini mulai disadari oleh jonathan, Jonathan pun meminta bantuan kepada hansip setempat untuk menjadi mata-mata yang menyelidiki kedekan Diandra dan Alvin. Semakin banyak informasi yang di dengar mengenai kedekatan Diandra dan Alvin, membuat hati Jonathan panas di bakar api cemburu. Jonathan pun memutuskan akan melabrak mereka berdua tepat di hari di mana dulu jonathan menyatakan cinta pada Diandra.
Tepat 2 tahun hubungan asmara antara Diandra dan Jonthan terjalin, tapi tak ada satu pun sms maupun telpon dari diandra. Seolah-olah diandra telah melupakan hubungannya dengan Jonathan. Berdasarkan informasi yang di peroleh Jonathan dari hansip mata-mata, bahwa hari ini Diandra akan bertemu dengan Alvin di bawah pohon durian tempat di mana Jonathan menyatakan cintanya dulu pada Diandra. Mendengan itu, emosi Jonathan semakin memuncak dan siap untuk di ledakkan. Dengan wajah sedih menyimpan amarah, pergilah Jonathan ke bawah pohon durian yang berada di belakang rumah pak Lurah, tak lupa ia mengajak Patty. Betapa kagetnya Diandra melihat kedatangan Jonathan bersama Patty di situ. Diandra dan alvin pun langsung berdiri dan saling menjaga jarak. Jonathan yang awalnya ingin menumpahkan amarahnya pada kedua orang di depannya, mengurungkan niatnya begitu melihat wajah kekasihnya yang begitu dia rindukan. Mereka semua pun terdiam beberapa saat, lalu tiba-tiba Alvin bertanya pada Jonathan tentang Patty, Jonathan pun menjelaskan siapa Patty pada Alvin.  Tanpa malu-malu Alvin berkata pada Jonathan bahwa dia menyukai patty. Betapa kagetnya Diandra begitu mengetahui siapa Patty yang selama ini telah membuatnya cemburu dan hampir meninggalakan orang yang begitu dia sayangi. Jonathan pun merelakan patty untuk di miliki oleh Alvin dengan syarat agar Alvin menjauhi Diandra. Diandra yang mendengar perkataan Jonathan yang rela memberikan apa yang dia sayangi demi dirinya bisa kembali pada jonathan membuat hati Diandra senang sekaligus sedih karena telah cemburu berlebihan selama ini dan menyakiti hati Jonathan. Jonathan pun memberikan Patty si kucing kesayangannya yang sebenarnya dia beli beberapa hari sebelum Diandra marah padanya untuk kado hari jadiannya dengan Diandra pada alvin. Semua Jonathan lakukan demi kembalinya Diandra pada dirinya. Diandra pun akhirnya meminta maaf karena kesalahannya dan Alvin juga meminta maav pada Jonathan karena telah merusak hubungan mereka berdua.

*pucha*
_END_